Arjuna
Kena Panah
Tatapan mata itu, sama
seperti 3 tahun yang lalu. Sekali kau menatapnya, wuusshhh. . sesuatu anak
panah menancap tepat di jantungmu dan kau, , kau akan mati dengan seketika.
“hey, , kau melihat apa?” saat seno menjentikkan
jari tangannya di wajahku.
“e, , enggak kog” gugup dengan di tambah lagi
melihat keadaan seno bingung.
“loe lihat apa? apa loe melihat hantu?” tanya seno
sambil komat kamit dan menyemburkan air yang ada di mulutnya tadi di sekeliling
arjuna.
“loe apa-apaan sich, basah nih. Liat!” arjuna
menunjukkan sebagian baju dan celananya yang terkena semprotan dari seno.
“maaf, gue ga sengaja. Lagian loe kayak lagi ngeliat
hantu aja” seno mengelap sisa air yang ada di baju dan celana sohibnya.
“sudahlah, , kita pergi saja dari sini” arjuna
menepis tangan seno dan menariknya menjauh dari wanita yang di lihatnya tadi.
“loe aneh, , !” tanya seno sambil
mengekor seperti kucing di belakang arjuna.
***
“kenapa
dia bisa ada di sana?” Tanya arjuna dalam hati. Matanya menatap
langit-langit kamarnya kemudian menutup matanya dengan bantal yang berlambangkan
klub sepak bola Chelsea. “akh, , ,” arjuna menekan bantal itu ke arah wajahnya
sampai-sampai ia tak bisa bernafas. Arjuna lalu bangkit dari tidurnya dan
meletakkan bantal yang berlambangkan sepak bola Chelsea itu pada tumpukkan
bantal-bantal yang ada di belakangnya. Ia pun meraih kunci motor di atas meja
tepat di hadapannya berdiri.
***
“jun, , loe di cari wali kelas tuh!”
teriak anak perempuan saat menuruni anak tangga.
Arjuna menghentikan langkahnya, di lihat
ke belakang ternyata sisil temen kelasnya.
“sekarang!” arjuna menghampiri sisil.
“tahun depan, , ya sekaranglah!” sisil
tertawa melihat ekspresi arjuna kaget.
Arjuna tersenyum malu dan ini bukanlah
yang pertama kalinya. Sisil adalah orang yang bisa membuat arjuna kaget
seketika.
***
Tok,
, tok, , tok, , permisi
bu. .! arjuna menyapa ketika sudah di ambang ruang guru. Semua guru melempar
senyum pada arjuna, entahlah mungkin terpukau saat melihat ketampanan wajahnya
bak pohon rindang yang menyejukkan.
“ibu memanggil saya?” ketika bertemu bu
merry wali kelas arjuna.
“tolong kamu bawa buku-buku ini ke
kalas” suruh bu merry sambil menepuk beberapa tumpukkan buku.
“iya bu, ,”
“satu lagi, kamu antar teman baru kita
ke kelas. Nanti ibu menyusul, ibu ada rapat sebentar” bu merry sibuk
membolak-balikkan berkas bersama guru-guru yang lain.
“dia, maksud saya anak baru itu duduk di
mana bu?” arjuna memperhatikan bu merry.
“duduk saja bersama sisil” bu merry
meninggalkan arjuna sendirian di ruangannya.
Arjuna menatap ruangan guru yang mulai nampak
sepi, di raihnya tumpukkan buku-buku di atas meja bu merry. Baru saja melangkah
keluar dari ruangan bu merry tiba-tiba saja arjuna di kejutkan dengan suara
perempuan. Perempuan itu mungkin sudah lama berdiri di luar ruangan bu merry.
“apa sekarang kita bisa ke kelas?” tanya
wanita itu yang berdiri di dekat pintu ruangan bu merry.
Arjuna terdiam, menatap wajah itu. Wuussshhhh. . sesuatu anak panah menancap ke
jantungnya dan sepertinya aku akan mati kata hati arjuna. Tiba-tiba buku
yang di pegang arjuna terjatuh tapi dengan cekatan wanita itu menahannya tanpa
di sengaja wanita itu memegang kedua tangan arjuna yang sedang memegang
tumpukkan buku.
“ma, , maaf, ,!” arjuna menarik
tangannya.
“iya” wanita itupun menarik kembali
tangannya.
Arjuna terdiam mungkin aku sudah mati
sekarang tanpa basa-basi arjuna langsung berjalan menuju ruang kelas di ikuti
wanita itu.
“kau sekolah di sini?” tanya wanita itu
yang berjalan di samping arjuna.
“iya ndel, aku sekolah di sini” arjuna
menghembuskan nafasnya tanpa menatap wajah wanita itu.
Tapi tunggu dulu, , arjuna memanggilnya
ndel? Siapa dia, kenapa arjuna bisa tahu. Oo, , ternyata itu Andela Yuwono
tapi, , ada apa dengan arjuna? Dia seperti orang mati ketika melihat Andela
Yuwono.
“apa kita sudah sampai?” andela
bertanya. “ini tempatnya?” andela kembali bertanya.
Arjuna hanya mengangguk
tanpa menatapnya.
Mohon perhatiannya teman-teman, sesaat
semua kelas menjadi hening. Hari ini kita ke datangan teman baru terangku panjang
lebar. Untuk selanjutnya dia akan memperkenalkan dirinya.
“silakan. .!” pinta arjuna untuk
memperkenalkan dirinya.
“terimakasih. .” andela tersenyum.
Dari mana kau tahu kalau dia tersenyum?
Instingku yang mengatakannya.
“oiya, , kalau sudah nanti kau boleh
duduk di sana” tunjuk arjuna pada sisil
yang berambut kepang itu.
Arjuna meninggalkan andela sendirian di
depan menuju sisil. Arjuna membisikkan pada sisil, bahwa murid baru itu akan
duduk sebangku dengannya. Sisil begitu senang bahwa murid baru itu “andela” sebangku
dengannya. Andela sepertinya menikmati perkenalannya dengan murid yang lain. Andela
berjalan menuju ke arah arjuna, arjuna langsung menutup wajahnya dengan buku
seolah-olah sedang membaca.
“apa aku boleh duduk?” pinta andela pada
sisil.
“silakan. . !! sisil menyambut teman
barunya dengan senang hati.
“jun, loe ga mau kenalan apa?” tanya
sisil sambil mencari celah untuk menatap wajah arjuna.
“gue tadi udah” jawab arjuna sambil menutup
mukanya dengan buku.
Sepertinya andela ketawa? apa ada yang
lucu? tapi kenapa sisil juga ikutan ketawa? mereka berdua aneh.
“loe lagi apa sich?”sisil bertanya.
“gue lagi baca buku, jangan ganggu gue
kenapa?”
Untuk beberapa saat mereka berdua diam,
diam-diam arjuna mengintip mereka di balik buku. Astagaa. . ternyata buku gue
ke balik, pantas saja mereka menertawakan gue.
***
“ndel, ,” seno berbisik.
“apa sen, , ?” guman andela.
“loe tau ga no 48 cara jalannya gimana
ya?” seno cengir, uda keliatan begonya.
“oo, , ini caranya!” andela memutar
badannya tepat di hadapan arjuna.
“kurang
ajar loe sen, kenapa loe nyuruh dia sich? gue juga bisa” gerutu arjuna.
“oo, , jadi begini ya ndel, , paham”
seno sumeringah.
“ah,
, lega rasanya, huss, , huss, , kembali ke tempatmu” arjuna mengusir
andela tapi itu dalam hatinya.
Belum sempat andela kembali berbalik,
seno memanggilnya, ndel, . panggil seno.
“gue lupa, , tadi caranya gimana ya?”
seno cengengesan.
Andela tersenyum, , “katanya tadi
paham?” andela menyindir.
“bego
amat sich loe sen, belum 1 menit loe uda lupa lagi? kayaknya loe nguji
kesabaran gue!”
arjuna mengutuk seno dengan sejadi-jadinya tak jarang arjuna selalu nginjek
kakinya seno.
“sen, kalau loe gak tahu loe bisa nanya
ke gue” nyeruput teh botol.
“ga akh, , jun. loe neranginnya kayak
dictator, malas gue!” gerutu seno sambil nyeruput kuah bakso. “lagi pula andela
kan cantik, manis lagi”.
Pllaaakkk, , gue menepuk pundak seno,
otomatis bakso yang sedang di kunyah seno keluar bak meriam belanda.
“hahahaa, , buset meriam apa mulut tuh”
tanya arjuna sambil memberikannya tissue.
“loe mau ngebunuh gue?” seno terlihat
kesal langsung merebut tissue di tangan arjuna.
***
Apa gue mesti beritahu seno, masalah gue
sama andela hmm, , tapi kalau di biarin lama-lama seno nginjek kepala gue. Akh,
, dasar loe sen. Hari itu arjuna mengajak seno ketemuan di tempat biasa “game center” tempat di mana biasanya
kami habiskan waktu luang bersama.
“tadi loe mau ngomong apa?” seno dengan
tampang penasaran.
“gini sen, sebenarnya gue, blablabla, ,
, panjang lebar ngejelasin sama seno.
Nampaknya seno sedikit bingung tapi sepertinya
dia mengerti apa yang arjuna ceritakan tadi.
“jadi loe sama andela sudah saling
kenal?”seno meyakinkan.
“iya, gue sama andela sudah saling
kenal. Sejak kita masih smp, dulu dia itu srikandi di smp” menarik nafas dan
membuangnya perlahan-lahan.
“teruss, , ?” seno ingin kelanjutannya.
Arjuna melanjutkan cerita, , “waktu itu
gue menyukainya saat gue ingin menyatakan cinta padanya tiba-tiba saja pada
diri andela mengeluarkan anak panah. Wuusshhh. . panah itu menancap ke jantung
gue, seakan gue mati” (sambil memegang dadanya) “dari itu setiap gue ngeliat
andela selalu saja panah itu menancap jantung gue. Gue sedih sen, , tiap kali
gue pingin dekat sama andela, seakan jantung gue tertancap anak panahnya andela.
Gue seakan mati. Siaall. .”
“loe sabar aja jun” seno menepuk pundak
arjuna “terus apa andela tahu itu?” seno bertanya.
“andela tidak pernah tahu” menggeleng
dengan penuh rasa sedih.
“pantas aja loe sering nginjek kaki gue”
gerutu seno.
***
Sudah sebulan andela bersekolah,
sepertinya itu membuatnya senang tapi tidak denganku. Hari-hariku seperti orang
mati. Oo, , Tuhan, , harusnya arjuna yang memanah hati orang yang di sukainya
tapi kenapa panah itu menancap ke hati pemiliknya sendiri. Harusnya namaku
bukan arjuna. “akh, , !” teriakku
dalam hati.
“ndel, ,” panggil seno.
“ya sen, ada apa?” tanya andela memutar
kepalanya.
“hmm, , ndel, ada seseorang yang
menyukai loe” bisik seno yang seakan tak ingin ada orang lain yang
mendengarnya.
“siapa, , siapa, ,?” tanya andela dengan
penuh ingin tahu.
Sen, kali ini gue anggap loe kelewatan,
arjuna langsung menutup buku catatan kemudian berdiri meninggalkan seno juga
andela.
“ada apa dengan dia?” tanya andela
menunjuk arjuna yang ke luar kelas.
Seno menjelaskan semuanya termasuk apa
yang arjuna alami ketika berhadapan dengan andela. Andela terdiam mungkin dia
mengerti perasaan arjuna bahwa dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya.
“terus yang menyukai gue siapa sen? tanya
andela kembali.
“arjuna, arjuna menyukai loe, bahkan
katanya waktu dia masih smp” terang seno.
Andela memahami itu semua, pantas saja
arjuna selalu menghindar kalau bertemu. Andela baru menyadarinya, bagaimana
perasaannya selama 3 tahun yang lalu terlihat andela menghela nafas. Kemudian
andela berdiri lalu berlari mengejar arjuna. Di tempat terpisah arjuna
merebahkan tubuhnya di bangku taman dengan di tutupi alas koran di wajahnya.
“jun, ,!” andela menggoyangkan tubuhnya.
“sana, , loe belajar aja sen, gue pingin
sendiri!” pinta arjuna tanpa dia sadar itu adalah andela bukan seno.
“gue bukan seno, gue andela” andela
kemudian duduk di samping arjuna.
Deekk. . jantung arjuna tiba-tiba saja
berhenti, dia mulai membangkiti tubuhnya. Ya, rasa itu sungguh sakit, sakit
sekali hingga arjuna memegang dadanya dengan kedua telapak tangannya. Arjuna
tak bergeming, tiba-tiba saja andela meletakkan kedua tangannya di atas tangan
arjuna yang memegang dada.
“apa yang kau rasakan?” tanya andela
memandang wajah arjuna yang tampak pucat.
Deekkk. . arjuna kembali merasakan bahwa
ada tanda-tanda ke hidupan, jantungnya kembali berdetak walaupun tidak normal
tapi itu menunjukkan bahwa dia masih bisa untuk bertahan hidup.
“apa kau baik-baik saja?” andela kembali
bertanya.
“iya” arjuna melepaskan tangannya dari
dadanya.
“maafkan aku ya, selama ini aku tidak
mengetahuinya” terlihat andela begitu sedih.
“kamu tidak salah kog ndel, aku yang. .
. . belum selesai arjuna berbicara andela memeluknya.
“aku juga suka kamu kog” andela
mengeratkan pelukkannya.
“apa, aku akan mati!” lirih yang
kemudian di dengar oleh andela.
“kamu tidak akan mati jika aku yang
peluk” andela terus saja memeluk.
“benar
aku tidak mati, buktinya sekarang aku biasa-biasa saja” kata hatiku yang perlahan-lahan mencoba
membuka mata. “ya benar, aku tidak mati” teriakku dengan melepaskan pelukan
andela. “yuhuuu, ,” teriakku dengan melompat.
Andela menarik tanganku, sepertinya dia
tidak ingin kalau aku merasa bahagia sendiri. Andela mulai membentukkan
bibirnya seperti kerucut yang menandakan dia sedang cemberut tapi aku tahu apa
yang harus aku lakukan supaya dia bisa tersenyum. Aku memeluknya. Yeee, , ,
“waahh, , kayaknya ada yang ga ngajakin
kita nih?” tiba-tiba terdengar suara seno dari arah belakang, entah kapan dia
berada di sana dengan merangkul sisil.
*END*
Andriyana (@29andriyana).
Catatan
Buat kalian yang fanfict nya ingin dipost di blog ini silahkan kirim ke
redaksichelseajkt48(at)yahoo(dot)com dengan subject "Fanfict CFC48"
Ditunggu yaaa
0 komentar:
Posting Komentar