Jumat, 08 Agustus 2014



Setiap pagi sebelum jam weker Veranda berbunyi, Adit sudah menelpon Veranda. Tut...Tut...Tut... bunyi getaran handphone Veranda di atas meja, dengan mata yang tampak berat. Veranda mencoba merengkuh hanphone itu.
“halo .”
“selamat pagi Veranda !”
“iya .”
“semangat ya! Untuk hari ini .”
“iya, ya sudah mau siap-siap dulu ya .” 
Veranda pun menutup pembicaraannya dengan Adit melalui telepon. Veranda terbangun dari tempat tidurnya, saat membuka mata dan melihat kearah jam wekernya. Veranda mulai agak kesal.
“kebiasaan banget sih !”
Jelas veranda kesal, jam wekernya saja belum berbunyi tetapi Adit sudah membangunkan dia dari tidurnya.
Mentari pagi mulai muncul dari ujung timur. Dengan mmenggunakan seragam putih abu-abu, Veranda berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Adit yang telah sampai di sekolah terlebih dahulu, langsung menyapa Veranda.
“pagi Veranda !”
“pagi !”   
Setelah saling menyapa, mereka berdua masuk keruang kelas masing-masing. Istirahat tiba, saat Veranda sedang berkumpul dengan teman-temannya, Adit pun menghampiri Veranda.
“Veranda, kita ke kantin yuk !”
“Ayo, teman-teman aku duluan ya .”  
Mereka berdua berjalan menuju kantin.
Kringgg...Kringgg... bel pertanda pelajaran sudah berakhir, Veranda keluar dari ruang kelas bersama dengan teman-temannya. Begitu pula Adit, tetapi Adit berjalan ke arah tempat parkir untuk mengambil sepeda motor miliknya. Saat ingin keluar dari gerbang sekolah, Adit melihat Veranda yang tengah berjalan seorang diri. Lalu ia menghampirinya.
“Ve, kok kamu sendiri ?”
“teman-teman kamu kemana ?”
“mereka sudah pulang duluan .”
“mau aku antar ?”
Veranda pun terdiam, seperti sedang berpikir. Setelah beberapa berpikir, akhirnya Veranda menganggukkan kepalanya, menandakan Veranda menerima ajakan Adit yang ingin mengantarnya pulang.
Mungkin kalian berpikir Adit dan Veranda itu adalah sepasang kekasih, padahal mereka hanya teman dekat. Karena sering sekali bersama dan banyak orang yang bilang cinta itu bisa tumbuh karena sering bertemu, akhirnya Adit dan Veranda resmi berpacaran. Tetapi yang lebih parahnya, setelah mereka berdua pacaran, Adit semakin pagi menelpon Veranda.
“hallo sayang !”
“eh, kamu Dit .”
“nanti aku jemput kamu ya ?”
“iya .”  
Yang semula agak kesal apabila ditelpon dan dibangunkan terlalu pagi, kini veranda justru senang bila Adit menelpon untuk membangunkannya di pagi hari. Sesuai dengan janjinya, pagi ini Adit menjemput ke rumah Veranda.
“hai Dit !”
“hai, ayo kita berangkat .”
Mereka berdua berangkat ke sekolah bersama, di perjalanan mereka saling melempar canda dan tawa. Sesampainya di sekolah, mereka bergandeng tangan berjalan menuju ruang kelas masing-masing.
“sampai ketemu nanti ya sayang !”
“iya Adit .” 
Sepulang sekolah, Adit dan Veranda pulang bersama.
“Ve, kamu tau nggak ?”
“tau apa, Dit ?”
“aku akan selamanya mencintaimu !”
“ah masa ?”
“aku janji deh !”
“iya..iya.. aku percaya sama kamu Dit .” 
Sepanjang jalan Adit terus merayu Veranda, sehingga Veranda terlihat sedikit malu. Tak lama kemudian, mereka tiba di rumah Veranda.
“Dit, kamu mau masuk dulu ?”
“lain kali saja ya sayang .” 
Mereka saling melambaikan tangan, Adit bergegas kembali ke rumah. Setelah sampai di rumah, Adit merebahkan badannya di kamar lalu menghadap ke atas langit-langit kamarnya. Terlindas di pikirannya, bahwa dia ingin mengajak Veranda untuk jalan-jalan sepulang sekolah besok.
Keesokan hari sepulang sekolah, Adit teringat dengan apa yang telah dia pikirkannya di kamar kemarin.
“memang kenapa ?”
“aku mau ngajak kamu jalan-jalan .”
“yah maaf Dit, nggak bisa, hari ini aku mau kerja kelompok .”
“oh, ya sudah nggak apapa .”
“maaf ya Dit, gimana kalau besok saja, besok kan libur .”
Sesuai dengan apa yang telah mereka sepakati. Keesokan harinya, setelah melepon Veranda di pagi ini, Adit bergegas menjemput Veranda untuk mengajaknya jalan-jalan. Tok... Tok... Tok... Adit mengetuk pintu rumah Veranda. Tak lama, Veranda pun keluar. Adit melongo melihat Veranda yang tampil sangat cantik, bagaikan tuan putri dalam cerita negeri dongeng.
“kenapa Dit, ada yang salah ya ?”
“nggak nyesel !”
“nggak nyesel gimana, maksudnya ?”
“nggak nyesel aku pacaran sama kamu .”
“iih Adit, aku kirain kenapa ?”
“ya sudah, ayo kita berangkat !”
Mereka berdua jalan-jalan ke sebuah taman kota nan indah dan ditengah-tengahnya terdapat kolam ikan kecil. Adit mengajak Veranda ke kolam ikan itu, mereka berdua duduk di bangku yang terdapat di tepi kolam itu.
“Ve, kamu mau kasih makan ikan itu ?”
“pakai apa ?”
Adit mengeluarkan bungkusan kecil yang berisi makanan ikan, dari dalam tasnya.
“ini, kamu lempar deh, ke sana !”
Veranda melempar makanan ikan yang diberikan Adit ke tengah kolam itu, ikan pun saling berebut dan mengerumuni makanan yang dilempar oleh Veranda.
“haus ya ?”
“iya nih Dit .”
“tunggu sebentar ya Ve !”
“iya .”
Adit sejenak meninggalkan Veranda untuk membeli minuman.
“ini .”
“terima kasih ya Adit .”
“sama-sama sayang .” 
Matahari mulai naik, mendekati ujung rambut mereka. Veranda pun sudah terlihat lelah, lalu Adit mengajak Veranda kembali ke rumah. Di tengah perjalanan, Adit menghentikan laju sepeda motornya di depan sebuah toko boneka.
“kok, berhenti Dit .”
“ayo, kita masuk !”  
Adit merengkuh tangan Veranda, lalu mengajaknya masuk ke dalam toko itu.
“kamu suka yang mana ?”
“ini serius, Dit ?”
“serius Veranda !” 
Veranda mulai memilih boneka yang ia sukai. Setelah mencari hampir ke setiap bagian dari toko itu, akhirnya Veranda memilih boneka TEDY BEAR yang sedang memegang bentuk hati dengan bertuliskan I LOVE YOU pada dadanya. Sesampainya di rumah, Veranda menaruh boneka tersebut di atas meja kamarnya.
Hari demi hari dilalui Adit dan Veranda dengan penuh kasih sayang.
Tiga bulan telah berlalu, mulai ada permasalahan diantara mereka berdua. Masahlahnya cukup sepele, hanya karena Veranda tidak mengangkat telepon dari Adit, Adit pun marah. Begitu juga sebaliknya, apabila Adit tidak membalas sms dari Veranda, Veranda yang marah. Mereka berdua seperti saling mencari kesalahan. Sampai pada titik dimana mereka sudah tidak bisa untuk menahan ego dan amarah masing-masing.
“Dit, kayaknya kita nggak bisa sama-sama lagi deh !”
“maksud kamu ?”
“aku mau putus sama kamu !”
“ya sudah, kita putus !”    
Semenjak putus, mereka tidak pernah terlihat bersama-sama lagi, mereka juga sudah tidak saling berkomunikasi. Terlebih sekarang mereka melanjutkan kuliah di Universitas yang berbeda.
Sepulang dari kuliah, Veranda melihat seisi kamarnya sangat berantakan. Veranda yang masih lelah sepulang kuliah, terpaksa membereskan seisi kamarya. Veranda pun berkutik dengan debu di kamarnya, tiba-tiba, boneka TEDY BEAR pemberian Adit terjatuh dari atas meja. Veranda pun mengambil boneka itu lalu memeluknya.
“Adiittt... !” ucapnya lirih
Boneka TEDY BEAR itu membuat Veranda teringat kebali dengan Adit dan kesepianlah yang membuat Veranda harus membuka kenangannya sewaktu dulu bersama Adit.
Kring...Kring...Kring... suara jam weker membangunkan Veranda, tidak ada lagi getar handphone di atas meja saat Adit menelponnya. Seperti biasa, pagi ini Veranda berangkat ke kampus. Hari ini Veranda sangat sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya. Terkadang disela-sela kesibukannya, Adit masih terlintas di pikiran Veranda.
Sepulang kuliah, Veranda mampir ke sebuah mini market yang tidak jauh dari gang rumahnya.
“panas-panas begini, es krim enak kali ya .” gumam Veranda
Veranda mencari es krim yang diinginkan lalu mengambilnya. Antrian kasir tampak ramai, Veranda pun ikut mengantri. Saat sedang menunggu antrian kasir, dari samping terlihat laki-laki mengenakan jas dengan rambutnya yang rapih, wajahnya sangat diingat oleh Veranda. Veranda menghampiri laki-laki tersebut, betapa terkejutnya Veranda, ternyata yang dilihatnya adalah Adit.
“Adit .”
Veranda hanya terdiam saat melihat gadis muda yang cantik berdiri di sebelah Adit. Sekejap wajah Veranda berubah menjadi badmood.
“hai Ve, apa kabar ?”
“baik .”
“kamu sendirian ?”
“enggaklah !”
Dengan cepat Veranda membantah, lalu melihat ke luar seolah-olah ada yang menunggu.
“Adyth, ih... ngapain sih jalan-jalan sama pacar disini ?” ucap Veranda dalam
 hati      
Setibanya di rumah, Veranda yang baru saja bertemu dengan Adit saat antri di mini market, teringat dengan boneka TEDY BEAR pemberian dari Adit. Dengan cepat Veranda berjalan menuju kamarnya. Saat melihat boneka itu di atas meja, Veranda lalu memeluknya.
“hah... harusnya waktu itu lebih berpikir panjang ya .” gumam Veranda

Hari-hari berikutnya, bila Veranda teringat dengan Adit, boneka itu selalu dipeluknya.


By: Muhammad Imam Setianto (@imamidoll)






Author: Rizkie Nugraha
#LoyalitasTanpaBatas
#CFC48


Catatan
Buat kalian yang fanfict nya ingin dipost di blog ini silahkan kirim ke redaksichelseajkt48(at)yahoo(dot)com dengan subject "Fanfict CFC48" Ditunggu yaaaaa

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Custom Search