Sabtu, 30 Agustus 2014

Siapin tissue, cerita nya sedih banget gaesss ....



CKLEK!!
Seorang lelaki bernama lengkap Muhamad Hidayat, Masuk kedalam sebuah ruang rawat ICU. Dapat ia lihat seorang gadis tengah terbaring lemas di atas ranjangnya dengan beberapa alat medis yang ada pada tubuhnya yang bahkan kedua mata gadis itu pun tetap tertutup rapat.
“ yupii…” Lirih lelaki itu sembari duduk di samping ranjang putihnya itu setelah sebelumnya ia menggantikan bunga mawar putih yang tak segar lagi dengan bunga mawar putih yang di bawanya tadi.
Ia menggenggam lembut tangannya yang tak sehangat dulu, Bahkan warna kulitnya pun terlihat memudar dan menjadi putih pucat. “Kau pasti sangat lelah harus terus menjalani ini semua…” Ucap dayat lagi.
Setetes air mata mulai dari turun secara perlahan dari ujung matanya dan tepat terjatuh pada punggung tangan gadis yang terbaring lemah itu, “Andai saja aku tahu, Permintaanmu saat itu akan membuatmu seperti saat ini. Mungkin aku takkan pernah mau mengikuti keinginanmu itu…” Ujarnya.
* * *
<Flash Back 3 Month Ago Start>
“dayat…” Panggil manja seraya memeluk hidayat dari belakang.
hidayat yang saat itu baru saja selesai mengenakan dasi, Sedikit memiringkan kepalanya dan begitu bingung saat melihat sikap Yupi yang seperti itu. “Ada apa? Tidak biasanya kau bersikap seperti ini??” Bingung dayat.
“Molla…” Jawab yupi masih tetap memeluk dayat dengan erat.
“Aneh…” daya tertawa kecil dan lalu mulai berbalik lalu menatap yupi lekat dengan kedua tangannya di atas bahu gadis itu. “Kau ini kenapa bersikap seperti sekarang ini, Huh?? Apa kau sedang demam??” Sindir dayat seraya menempelkan keningnya pada kening yupi.
“Anniyo…” yupi sedikit mendorong tubuh dayat, “Ya… dayat-ah, Hari ini kau tidak perlu pergi ke kantor yah…” Pinta yupi tiba-tiba.
“Mwo??” dayat semakin bingung dengan sikap yupi yang tiba-tiba ini. “Tidak bisa… Hari ini aku harus melakukan meeting…” Jelas dayat.
Dalam seketika wajah yupi langsung cemberut, “Jebal…” Bujuk yupi dengan wajah yang begitu memelas. “dayat-ah… Jebal…” Pinta yupi lagi karena dayat hanya terus diam dan menatapnya bingung.
“Baiklah kalau begitu…” Pasrah dayat pada akhirnya.
“Yeaaaaaaaaay!!” Senang yupi langsung kembali memeluk dayat erat. “Kalau begitu, Hari ini kita pergi ke Pusat Kota, Ne?” Ajak yupi semangat.
“Terserahmu sajalah…” Jawab dayat sambil tersenyum tipis.
* * *
Keduanya kini tengah berada di pusat kota, “Ehmmm… dayat-ah! Aku ingin Ice Cream…” Pinta yupi begitu seperti anak kecil benar-benar berbeda dari biasanya.
“Ice Cream?”
“Ehm…” yupi mengangguk cepat.
“Baiklah, Kajja…” Ajak dayat sembari menarik yupi masuk kedalam sebuah toko Ice Cream.
“Silahkan… Anda mau memesan Ice Cream apa?” Tanya seorang pelayan dengan begitu ramah seraya memberikan daftar Ice Cream yang tersedia.
“Hmm… Kami pesan dua cup Ice Cream cokelat!!” Jawab yupi kemudian.
“Baiklah tunggu sebentar…” Ujar pelayan itu lagi seraya pergi.
“Mwo?? Cokelat?? Ya! yupi-ah… Sejak kapan kau suka Ice Cream rasa Cokelat?” Bingung dayat.
“Tidak apa-apa… Hanya ingin mencobanya saja. Selama ini aku selalu penasaran dengan rasa Ice Cream Cokelat yang selalu kau pesan… He he he” Jawab yupi dengan ceria.
Mendengar penjelasan yupi yang menurutnya sedikit aneh membuat sebelah alis dayat terangkat dan bahkan lelaki itu tak mengalihkan pandangannya sama sekali saat Ice Cream pesanannya sudah ada di hadapannya. Tapi tidak dengan yupi yang begitu menikmati Ice Cream pesanannya itu yang bahkan setahunya Cokelat bukanlah rasa kesukaan yupi.
“Hm… Masshita!!” Ceria yupi.
Akhirnya mereka selesai menyantap Ice Cream tadi. Kini mereka tengah berputar-putar di sekitar pusat kota Seoul tanpa ada tujuan, Karena sejak tadi dayat terus saja mengikuti semua keinginan yupi.
“dayat-ah!!” Panggil yupi lagi.
“Wae?? Apa ada yang kau inginkan lagi?” Tanya dayat seraya menoleh pada yupi.
“Ehm…” yupi kembali mengangguk cepat. “Aku ingin membeli mawar putih itu!!” Tunjuk yupi pada sebuah toko yang menjual bermacam-macam bunga.
“Hm, Baiklah… Ayo…” dayat mengikuti keinginan yupi lagi. Ia membeli sebuket bunga mawar putih yang begitu cantik dan dapat ia lihat senyum yupi yang begitu nampak ceria.
“Gomawo…” Senang yupi sembari mendaratkan sebuah kecupan singkat di pipi kanan dayat.
“Ne…” dayat membalas senyuman yupi. “Lalu… Sekarang kau ingin apa lagi?” Tanya dayat lagi.
“Ehm…” yupi terdiam untuk beberapa saat untuk memikirkan sesuatu. “Mungkin boneka Teddy Bear itu…” Tunjuk yupi lagi pada sebuah toko teddy bear yang berada tak jauh dari posisi mereka sekarang.
“Heh?? Boneka Teddy Bear?? Seperti anak kecil saja!” Ejek dayat.
“Ayolah…Belikan aku satu!! Yah… Yah…” Rajuk yupi sembari menggoyang-goyangkan lengan dayat persis seperti anak kecil.
“Iyah, Baiklah. Aku memang tidak bisa menolak keinginanmu…” Pasrah dayat kemudian.
“Wuah!! Kau memang kekasih yang baik…” Riang yupi seraya berlari kecil menuju toko Teddy Bear itu.
* * *
Setelah cukup lama mengelilingi pusat kota Seoul, Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di sebuah taman tentunya dengan boneka Teddy Bear dan mawar putih yang yupi inginkan tadi.
“dayat-ah, Gomawoyo…” Ujar yupi memecah keheningan diantara mereka.
“Untuk apa berterima kasih. Tidak ada salahnya kan jika tunanganmu ini membelikan sesuatu yang kau inginkan…” Jawab dayat santai.
yupi menoleh padanya dan lalu melemparkan senyuman tipis darinya, “dayat-ah…” Panggil yupi kemudian.
“Hm?”
CUP!!
Sebuah kecupan lembut tapi singkat mendarat tepat di bibir dayat, “Saranghaeyo…” Ucap yupi.
dayat membalas senyumannya, “Nado…” Balasnya singkat.
yupi menyenderkan kepalanya tepat pada bahu dayat, Kedua tangan mereka saling menggenggam erat. “Berjanjilah satu hal padaku…” Ujar yupi lagi.
“Apa?” Tanya dayat.
“Jika suatu saat nanti aku tidak ada berada di sampingmu lagi. Maka, Kau harus tetap bahagia dan jangan pernah menangis… Arraseo??”
DEG!!
Seakan terkejut dengan ucapan yupi tadi, dayat langsung menoleh pada gadis itu namun ia hanya tetap tersenyum santai padanya tanpa mengatakan apapun lagi.
“Kenapa kau berkata seperti itu, Huh?!” Tanya dayat terdengar begitu mulai cemas terlebih lagi karena sikap yupi yang menurutnya sedikit berbeda hari ini.
“Tidak ada apa-apa…” yupi menggeleng singkat. “Ah, Rasanya aku haus sekali… Aku beli orange juice dulu yah…” yupi segera beranjak dari duduknya dan meninggalkan dayat yang masih terdiam.
“Sebenarnya apa yang terjadi pada, yupi? Kenapa hari ini dia bersikap seperti itu?! Apalagi tadi dia mengatakan hal yang tidak masuk akal?!!” Batin dayat begitu cemas.
Cukup lama, yupi tak kunjung datang juga dan hal itu tentu saja semakin membuat dayat semakin cemas. “Haish… Kenapa yupi lama sekali?!” Gerutu dayat. Tapi tak berapa lama ia melihat sebuah mobil ambulance melintas dan hal itu semakin membuat jantungnya berdegup kencang.
Dengan segera, dayat berlari mencoba mendekati tempat yang terlihat begitu banyak dengan kerumunan orang itu. Semakin lama larinya semakin kencang dan perasaannya pun begitu tak tenang, Dan kedua matanya membulat dalam seketika saat melihat seorang gadis yang terbaring lemah di tengah jalan dengan tubuh yang dipenuhi darah, Bagaikan tersambar petir di siang bolong dayat hanya dapat mematung di tempatnya.
“yupi-ah…” Lirihnya. “KIM yupi!!” Teriaknya mulai tersadar dan lalu berlari mendekati yupi lantas memeluk tubuh gadis itu. Air matanya langsung turun begitu deras membuat semua orang yang di tempat itu memandangnya iba.
<Flash Back 3 Month Ago End>
“Seharusnya aku saja yang membelikanmu minuman dan tak membiarkanmu pergi selangkahpun. Mungkin aku takkan pernah melihatmu seperti saat ini…” Rasa bersalah terus menyelimuti perasaan dayat sejak kejadian tabrak lari yang di alami yupi saat itu.
“Aku mohon, yupi-ah… Sadarlah! Aku tidak ingin kehilanganmu… Jebal…” Air mata yang menetes dari kedua mata dayat semakin deras dan membasahi kedua pipinya.
SRET!!
Perlahan-lahan, Jari-jari lentik yupi mulai bergerak secara perlahan. Kelopak matanya pun memaksa untuk membuka dan hal itu tentu saja membuat dayat terkejut.
“yupi-ah…” Panggilnya.
“dayat-ah…” Balas yupi yang pada akhirnya tersadar dari komanya selama 3 bulan ini, Dia menoleh pada lelaki itu dengan tatapan yang begitu sayu.
“yupi-ah!! Kau sudah sadar, Aku harus panggil Dokter… Tunggu sebentar!!” dayat hendak beranjak dari duduknya namun tiba-tiba saja yupi menahan tangannya dan menggeleng lemah.
“Andwae!! Tetaplah di sini, dayat-ah…” Tahan yupi.
Tanpa banyak bicara, dayat mengikuti keinginan yupi dan kembali duduk di tempatnya. “Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah kau haus? Atau kau ingin sesuatu??” Tanya dayat terlihat begitu tak sabar.
“Anni…” yupi menggeleng singkat. “dayat-ah…” Panggil yupi begitu pelan.
“Ada apa?” Tanya dayat tak sabar.
“Uljima…”
“Huh??” dayat menatap yupi bingung.
“Jangan pernah menangis lagi karenaku. Jebal… Aku tidak pernah berharap kau jadi seperti ini…” Jelas yupi kemudian.
“Bodoh!!” Hardik dayat. “Aku seperti ini karena sikapmu yang tiba-tiba aneh dan bahkan membuamu seperti sekarang ini!!” Kesal dayat mengingat kejadian 3 bulan yang lalu.
yupi hanya tersenyum tipis melihat sikap dayat yang baginya sangat terlihat manis. Ia membelai lembut pipi dayat masih dapat dayat rasakan tangannya yang sedikit dingin. “Saranghaeyo…” Desisnya pelan.
“Nado, Saranghae…” Balas dayat sembari mengecup punggung tangan yupi lalu menggenggamnya erat.
“Aku lelah, Aku ingin tidur…”
“Kalau begitu tidurlah…” Suruh dayat.
“Anni… Aku ingin tidur dengan menyandar padamu…” Pinta yupi sembari menggeleng singkat.
Mendengar hal itu dayat merasa sesuatu akan terjadi lagi padanya. Tapi sebisa mungkin ia menghilangkan perasaan itu, Ia pun mulai beranjak dari duduknya dan mendekati yupi lalu menarik lembut gadis itu dalam pelukannya dan membiarkan gadis itu menyandar pada dadanya. “Sekarang, Beristirahatlah…” Bisik dayat lembut.
“Ne, Gomawo. dayat-ah…” Sahut yupi dan mulai memejamkan matanya.
Tangan yupi yang semula menggenggam tangan dayat erat, Perlahan-lahan mulai mengendur dan bahkan dapat dayat rasakan tubuhnya yang semakin lama terasa semakin dingin seakan kini tak ada jiwa lagi pada raga gadis ini. Suara nyaring yang berasal dari monitor pendeteksi jantung pun seakan menyayat perasaan dayat.
“yupi-ah…” Panggilnya pelan mencoba untuk menepis pikiran buruknya itu. “yupi-ah!!” Ia mulai menggonca-goncangkan tubuh yupi namun gadis itu tetap tak bereaksi.
“DOKTER!!!” Teriak begitu cemas.
“yupi-ah!! Ireona!! Jebal…yupi-ah!!” Air mata dayat kembali mengalir dari sudut matanya, Ia terus mencoba mengguncangkan tubuh yupi yang sebenarnya sudah tak bernyawa lagi itu, Namun ia tetap melakukan hal yang sebenarnya hanyalah sebuah perlakuan yang sia-sia.
* * *
dayat mulai berjalan masuk kedalam kamar yupi, Dilihatnya bunga mawar putih yang telah layu dan sebuah boneka teddy bear yang masih terbungkus rapih dan tertata di tempatnya. Beberapa kenangan indah kembali terpesit dalam pikirannya dan hal itu tentu saja membuatnya kembali mengingat, Kim yupi gadis yang telah mengisi hatinya selama 5 tahun ini. Namun justru gadis itu telah meninggal 2 tahun yang lalu tepat satu bulan sebelum pernikahan mereka akan berlangsung.
“Kenapa kau pergi meninggalkanku, yupi-ah… Dulu kau pernah berjanji jika kau akan terus berada disisiku. Tapi kenapa justru sekarang kau pergi??” Lirihnya.
Perlahan-lahan tubuh lelaki itu mulai terjatuh di samping ranjang yang ada di ruangan itu. Ia memegangi keningnya yang terasa pusing setiap kali harus mengingat kenangan yang begitu indah sekaligus menyakitkan baginya. Kenangan tentang gadis bernama Kim yupi. Tanpa bisa menahannya lagi perlahan air matanya mulai membasahi pipinya, “Mianhe, yupi-ah aku tidak bisa menepati janjiku untuk tidak menangis karenamu. Mianhe…” Desisnya pelan.
“Saranghae, Kim yupi…”
The End…

BY: Muhammad Hidayat
Author: Rizkie Nugraha
#LoyaltasTanpaBatas
#48
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Custom Search